Cari Blog Ini

Selasa, 09 September 2025

Kisah Keajaiban Naluri 20 Tahun Penelitian

 


Seekor elang yang terbang selama dua puluh tahun tanpa pernah menyentuh langit di atas laut ini bukan sekadar perjalanan, ini adalah kisah keajaiban naluri dan kebijaksanaan alam yang sunyi.


Dengan bantuan pelacak GPS dari Rusia, burung ini diawasi selama dua dekade, menjelajah ribuan kilometer melintasi stepa luas, padang pasir yang kejam, pegunungan tinggi, dan belasan negara. Tapi yang membuat para ilmuwan terdiam bukanlah jauhnya jarak yang ia tempuh, melainkan keputusan-keputusan yang diambil dalam diam. Saat dihadapkan pada pilihan untuk menyeberangi laut dan memangkas waktu tempuh, elang ini justru memilih rute darat yang jauh lebih panjang dan berliku. Bukan karena takut air, tapi karena memahami secara naluriah bagaimana dunia bekerja.


Elang bukan burung laut. Ia bergantung pada arus termal: kantung udara panas yang naik dari permukaan bumi dan mengangkat tubuhnya tinggi ke angkasa tanpa harus mengepakkan sayap terus-menerus. Arus ini adalah bahan bakar tak terlihat yang memungkinkan mereka meluncur jauh dengan energi yang minimum. Tapi di atas laut, arus itu nyaris tak ada. Laut tidak memanaskan udara seperti daratan. Maka, menyeberangi laut bukan sekadar menantang, tapi bisa jadi keputusan yang fatal.


Dan di sinilah letak keajaibannya: tanpa peta, tanpa satelit, tanpa pelatihan elang ini tahu. Ia tidak hanya membaca angin, tapi membaca bumi. Ia tahu mana yang layak dijelajahi dan mana yang harus dihindari. Dalam diamnya, ia menunjukkan bahwa naluri yang diwariskan oleh evolusi kadang lebih cerdas dari strategi buatan manusia.


Peta perjalanannya bukan sekadar garis-garis di atas peta. Itu adalah jejak kecermatan, pemahaman, dan harmoni antara makhluk dan alamnya. Dalam setiap belokan yang ia ambil, ada pelajaran tentang bertahan hidup, tentang memilih jalan yang lebih panjang demi keselamatan, dan tentang bagaimana hidup sering kali bukan soal cepat sampai tapi soal bagaimana sampai dengan selamat.


#HarmoniAlam #MigrasiBurung #KecerdasanEvolusi

Sumber:

BBC Earth – Tracked by GPS: The Eagle That Never Crossed the Sea

Jumat, 27 Juni 2025

Ketika Emosi Rakyat Mendidih di Tengah Tekanan Ekonomi

Oleh: Bang Ori Gagah

(Konsultanritel.id & GM GDR MART)


Kita sedang berada di masa yang tidak mudah. Sebagai pelaku ritel dan pengamat lapangan selama bertahun-tahun, saya menyaksikan sendiri betapa wajah rakyat kini berubah — tidak hanya letih secara fisik, tapi juga lelah secara batin. Tekanan hidup, terutama dari sisi ekonomi, sudah sedemikian kuat hingga banyak yang kehilangan ruang untuk sekadar bernapas lega.


Belakangan ini, kita sering mendengar atau menyaksikan langsung pertengkaran di lapangan: antara pedagang kaki lima dan petugas penertiban, antara sopir ojek online dan aparat, antara rakyat biasa dengan sesama rakyat yang mengenakan seragam tugas. Di permukaan tampak seperti konflik biasa. Tapi sesungguhnya, ini adalah ledakan dari tekanan ekonomi yang kian menyesakkan.


Pihak yang satu sedang menjalankan tugas—membawa amanat negara, aturan, dan kebijakan. Tapi pihak lainnya sedang menjalankan misi hidup paling dasar: bertahan hidup, memberi makan keluarga, dan menyambung hari esok. Sayangnya, pertemuan mereka tidak jarang justru berujung pada konfrontasi, karena keduanya berada di dua kutub yang sama-sama terhimpit sistem.


Masalah ini tidak bisa disederhanakan menjadi “rakyat yang emosional” atau “petugas yang tidak manusiawi.” Ini tentang sistem ekonomi yang belum memberi ruang cukup untuk hidup layak. Tentang lapangan kerja yang tak terbuka luas. Tentang penghasilan yang tak mampu mengimbangi kebutuhan pokok. Dan tentang absennya keadilan sosial yang dijanjikan sejak awal kemerdekaan.


Apa solusinya? Saya percaya kita butuh dua hal: kehadiran nyata negara di tengah rakyat, serta kesadaran kolektif untuk saling memahami. Pemerintah harus menyentuh langsung jantung ekonomi rakyat kecil, bukan sekadar menyalurkan bantuan sesaat, tapi menciptakan ekosistem hidup yang berkelanjutan — dari UMKM, lapangan kerja, sampai harga kebutuhan pokok yang terjangkau.


Di sisi lain, kita juga perlu memperkuat empati. Antara petugas dan rakyat, antara pelanggan dan pelayan toko, antara penjual dan pembeli — kita semua sesungguhnya adalah bagian dari rakyat yang ingin hidup damai. Jangan biarkan sistem yang timpang membuat kita saling memusuhi.


Saya percaya, krisis ini bisa menjadi peluang. Jika kita bisa saling mendengar, saling menahan diri, dan saling memperjuangkan keadilan bersama, maka dari titik terendah inilah kita bisa bangkit sebagai bangsa yang lebih kuat.


Wallahu A'lamu... ~@bangorigagah

Jumat, 20 Juni 2025

Satu Info saja dari Dia kepada Qurays, maka berakhirlah...

 



"Ia Belum Beriman, Tapi Ia Menyelamatkan Sang Nabi…"

(Sebuah kisah hijrah yang bukan sekadar perjalanan, tapi bukti bahwa amanah tidak mengenal agama.)

Malam itu, Mekkah terasa menyesakkan.

Langit seolah memendam rahasia besar.

Rumah Rasulullah SAW telah dikepung. Kaum Quraisy menyusun rencana: malam itu harus jadi malam kematian Muhammad.

Namun Allah selalu punya cara untuk menyelamatkan cahaya-Nya.

Diam-diam, Rasulullah keluar dari rumah. Abu Bakar setia menemani.

Tapi mereka tak langsung menuju Madinah.

Mereka justru menuju arah berlawanan, bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari berpuasa dalam sunyi, bertahan dalam takut, bertawakal dalam doa.

Namun inilah bagian paling tak disangka dalam perjalanan suci itu…

Penunjuk jalan mereka bukan seorang sahabat,

bukan orang dari kalangan Muhajirin,

bukan pula seorang Muslim.

Namanya Abdullah bin Uraiqith.

Ia masih musyrik. Ia belum masuk Islam.

Tapi justru dialah yang dipercaya oleh Rasulullah…

untuk menuntun jalan menuju Madinah.

Kenapa?

Karena ia jujur.

Karena ia amanah.

Karena ia tahu jalan-jalan tersembunyi padang pasir yang tidak diketahui oleh kaum Quraisy.

Rasulullah SAW mengajarkan, bahwa dalam keadaan genting,

yang dicari bukan status agama dulu tapi akhlak, profesionalitas, dan kesetiaan.

Bayangkan… betapa besar risikonya.

Satu kata dari Abdullah kepada Quraisy…

Dan sejarah Islam berakhir di malam itu.

Tapi ia tidak berkhianat.

Di saat banyak orang mengaku beriman tapi mudah tergoda dunia,

Seorang musyrik justru menjaga rahasia Nabi.

Dengan nyawanya.

Sumber: Sirah Nabawiyah

Rabu, 04 Juni 2025

Tak Perlu Pengakuan atau Untuk Diakui, Cheetah Sudah Pasti Lebih Unggul di Bidangnya

 


Anjing dimasukkan lomba untuk bersaing dengan Cheetah, tujuannya adalah untuk mencari tahu siapa yang lebih cepat.


Semua orang terkejut karena Cheetah tidak beranjak dari tempatnya.


Mereka bertanya kepada koordinator lomba tentang apa yang terjadi.


Tanggapannya setelah melihat gambar ini.


Kadang² mencoba untuk membuktikan bahwa kau adalah yang terbaik adalah sebuah penghinaan.


Kita tidak perlu turun ke level orang lain untuk membuatnya mengerti bahwa kita adalah yang paling kuat.


"Berpikir keras" dan "simpan energi Anda" untuk apa yang pantas Anda dapatkan.


Cheetah menggunakan kecepatannya untuk berburu.


Hanya untuk "berburu".


Bukan untuk membuktikan kepada Anjing tentang siapa yang lebih cepat dan kuat.


Jadi paham kenapa terkadang orang² cerdas memilih untuk diam saja daripada ribut membuktikan dirinya.


JANGAN SIA-SIAKAN WAKTUMU UNTUK MEMBUKTIKAN NILAIMU.

Senin, 19 Oktober 2020

LINGKUNGAN YANG TEPAT - SELF REMINDER

 

Seorang Anak Muda sedang membersihkan aquarium Paman nya, ia memandang ikan arwana agak kebiruan dengan takjub..
Tak sadar Pamannya sudah berada di belakangnya.. "Kamu tahu berapa harga ikan itu?". Tanya sang Paman..
.
"Tidak tahu". Jawab si Anak Muda..
.
"Coba tawarkan kepada tetangga sebelah!". Perintah sang Paman.

Ia memfoto ikan itu dan menawarkan ke tetangga..
Kemudian kembali menghadap sang Paman. .
"Ditawar berapa ?" tanya sang Paman. .
"50.000 Rupiah Paman". Jawab si Anak Muda dengan mantap.
.
"Coba kau tawarkan ke toko ikan hias!!". Perintah sang Paman lagi.
.
"Baiklah Paman". Jawab si Anak Muda. Kemudian ia beranjak ke toko ikan hias..
.
"Berapa ia tawar ikan itu?". Tanya sang Paman.
.
"800.000 Rupiah Paman". Jawab si Anak Muda dengan gembira, ia mengira sang Paman akan melepas ikan itu.
.
"Sekarang coba kau tawarkan ke Juragan Joni Rahman, bawa ini sebagai bukti bahwa ikan ini sudah pernah ikut lomba". Perintah sang Paman lagi. "Baik Paman". Jawab si Anak Muda. Kemudian ia pergi menemui Pak Joni yang dikatakan Pamannya. Setelah selesai, ia pulang menghadap sang Paman.
.
"Berapa ia menawar ikannya?".
.
"50 juta Rupiah Paman".
.
Ia terkejut sendiri menyaksikan harga satu ikan yang bisa berbeda-beda..
.
"Nak, aku sedang mengajarkan kepadamu bahwa kamu hanya akan dihargai dengan benar ketika kamu berada di lingkungan yang tepat". "Kita semua adalah orang biasa dalam pandangan orang-orang yang tidak mengenal kita". "Kita adalah orang yang menarik di mata orang yang memahami kita". "Kita istimewa dalam penglihatan orang-orang yang mencintai kita". "Kita adalah pribadi yang menjengkelkan bagi orang yang penuh kedengkian terhadap kita". "Kita adalah orang jahat di dalam tatapan orang-orang yang iri akan kita". Pada akhirnya, setiap orang memiliki pandangannya masing masing terhadap kita, maka tak usahlah bersusah payah supaya kelihatan baik dimata orang. Tapi berusahalah terus melakukan kebaikan dan menjalankan apapun dengan keikhlasan.

Kamis, 08 Oktober 2020

Lukisan Sidang Parlemen Para Simpanse - Kera

Beberapa hari terakhir, diantara viralnya berbagai aksi demonstrasi di berbagai daerah, sebuah gambar kembali muncul dan viral kembali di berbagai media sosial, agaknya menjadi bahan sarkasme atas sebuah kebijakan baru baru ini. Gambar tersebut adalah sekumpulan Simpanse ada juga yang bilang kera dalam sebuah ruang sidang parlemen juga terlihat suasana sidang. Banyak netizen yang mengambil dan mengcrop gambar tersebut dan menambahkan kata kata kritis atas kebijakan yang terjadi.

Siapa menyangka gambar yang viral tersebut adalah sebuah Lukisan karya seniman jalanan Banksy, Karya seni sebesar empat meter berjudul Devolved Parliament itu dilukis oleh seniman asal Bristol yang tak pernah diketahui jati diri aslinya pada 2009.

Lukisan tersebut terjual seharga Rp 173 miliar di balai lelang Sotheby's London pada Kamis 3/10/2019 yang lalu. Ini merupakan harga termahal atas sebuah karya dari seniman anonim seperti Banksy.

Banksy adalah nama samaran yang dipergunakan oleh seorang seniman merangkap aktivis asal Inggris. Sampai hari ini identitas asli Banksy belum diketahui walau berbagai nama dan teori telah diajukan.

Karya Banksy pada 2009 ini merupakan satire yang diungkap melalui cat minyak pada kanvas selebar 4 meter yang berisi lukisan ruang sidang parlemen Britania yang berisi simpanse.

Lukisan itu diberi judul 'Devolved Parliament' dan menemukan momentumnya pada saat masalah Brexit yang berlarut-larut melanda Britania yang merugikan secara ekonomi, pendidikan, dan politik.

Lelang atas lukisan Banksy ini berlangsung selama 13 menit dan awalnya diperkirakan hanya akan terjual senilai Rp 42 miliar.

Namun, seorang pembeli yang mengajukan penawaran melalui telepon memenangi lelang atas lukisan itu dengan angka Rp 172,5 miliar alias 4 kali lipat dari perkiraan semula.

Sebuah angka yang sangat tinggi untuk sebuah lukisan ruang sidang wakil rakyat yang berisi simpanse.

Source: genpi, bbc


Jumat, 29 November 2019

Tanda Orang Berbudi di Minangkabau



1. MANGECEK BAHIKMAH
aratinyo bapikia apo nan patuik kadikatoan tapi pantang mangatoan,kecek lamak indak manggisai,kato boneh mamaliharo,kok bana indak tabandiang,kok kareh indak talosolang jadi panawa dek rang banyak..

2. BAKATO INDAK SOMBONG
aratinyo kok roda sadang diateh,kok tampuak sadang bagatah,sombong takabua bajauahan,sabab inyo sadar jo Sunnatullah,bumi baputa jo sumbunyo,alam baputa jo iradat kini basah,bisuak kok kariang,nan diateh musti kabawah,disinan rimah bapiliah juo..

3. MANOLONG INDAK RIYA
aratinyo suko baragiah basidakah,panyantun kurang indak,paibo bakeh sibansaik. kamambari karano ALLAH,bukan maharok pambalasan apolai pujian dapek sanjuang konon mambangkik jo maamun..

4. BABANTAH INDAK BADANDAM
aratinyo kok tumbuah basilang kato,salisiah paham dalam rapek,batuka paham samo gadang inyo bamuko manih juo rundiang babateh bainggoan,dapek dirimbo ilang disamak nan batin pantang kabaranggang..

5. NYAMPANG SUSAH INDAK TAGAMANG
aratinyo nyampang cobaan nan manimpo,awak bansaik panyakik ampia,dunsanak jadi rang lain nan sayang lah jajok pulo,nan inyo baiman taguah juo pantangnyo maupek upek manyasa manyadari untuang,atau iduik manyisiah nyisiah randah diri jo samo gadang,raso minder kato rang kini.

6. DISAPO INDAK PANYINGGUANG
aratinyo kok ado nan banasehat,datang kritik dari kawan tibo bandiangan dari kawan jo urang sayang disangko jajok,bukan kok talongsong inyo suruik,kok tadorong inyo kumbali rila jo maaf dipuhunkan..

7.  BAGAUA INDAK PAMBINGIK
aratinyo mancaliak kawan nan sadang jatuah asok,kawan nan sadang tagak tali,haram kok inyo raso bingik syukur taloncek dimuluiknyo mambayang suko diparoman gilo mamuji jo manyanjuang babagi raso caro haluihnyo...
Semoga apo nan tatuang di pituah nangko manjadi palajaran bagi kito basamo tarutamo bagi ambo pribadi.

Cari disini

Translate (Penterjemah)

Followers