Tampilkan postingan dengan label jodoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jodoh. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 November 2016

Jomblo tiba tiba Menikah VS Pacaran tapi belum Menikah juga


Jomblo itu tidak enak tapi tidak enaknya cuma kadang-kadang, tidak enaknya pas lagi diledikin sama temen-teman dan ketika malam minggu karena semua yang punya pasangan pada keluar buat kencan, selebihnya semuanya nyama-nyaman aja menjadi jomblo.

Kalaupun boleh diberi pilihan, kamu pasti memilih untuk lama menjomblo tidak terdengar pacaran tapi langsung nikah. Daripada pacaran tapi tak juga nikah-nikah.

Dengar Kabar Temenmu Yang Jomblo Mau Nikah Kamu Pasti Kagetkan? Tapi Denger Kabar Temanmu Yang Gak Jomblo Mau Nikah Pasti Biasa-Biasa

Kamu pasti tidak akan kaget kalau dengar kabar temenmu yang tidak jomblo nyebar undangan. Tapi kamu pasti akan kaget begitu dengar kabar atau dapat undangat dari temenmu yang gak jomblo mau nikah?
Buat Kamu Yang Udah Punya Pasangan Jangan Sibuk Nanyain Kapan Punya Pasangan Sama Si Jomblo
Kamu gak tau kalau nantinya kamu bakalan didului sama si jomblo untuk nikah duluan. Karenanya jangan ikut-ikutan kepoin si jomblo kapan mau punya gebetan atau menyebut mereka tidak laku. Entar giliran dia ‘laku’ nemu pasangan dia akan duluan ke pelaminan.

Jangan Terlalu Bangga Pamer-Pamer Bahagianya Punya Pasangan di Hadapan Mereka Yang Jomblo Karena Memang Bikin Iri.

Saat kamu pamer punya pasangan itu enak, jomblo itu memang merasa iri tapi kadang-kadang tidak selalu. Mereka tidak akan iri sama kamu ketika kamu ribet harus bertengkar dulu sama pacarmu hanya karen ingin main atau kumpul sama teman-temanmu.

Bukankah Antara Jomblo Sama Yang Sudah Punya Pasangan Itu Memiliki Kesamaan?

Ada kesamaan antara kamu yang sudah punya pasangan sama mereka yang masih jomblo. Kesamaannya sama-sama masih belum menikah, dia yang saat ini sama kamu juga belum tentu bakalan jadi jodohmu, bisa saja pacarmu yang sekarang jodohnya temenmu yang sekarang sedang jomblo.

Bukankah Lebih Baik Jomblo Tau-Tau Nikah Daripada Pacaran Gak Nikah-Nikah.

Bukankah lebih baik sendiri aja dulu kalau memang tidak mau cepat-cepat menikah? daripada membuang-buang waktu pacaran kesana kemari, iya kalau ujung-ujungnya jadi jodoh kalau pada akhirnya putus? ngenes juga akhirnya, malah bakalan lebih ngenes dari yang sekarang ini dirasakan oleh para jomblo.

sumber: duapah

Senin, 19 September 2016

Komunikasi Pasangan Suami Istri


Umum sekali terjadi, tak lama setelah perkawinan suami istri baru ini sudah   mulai menemukan bahwa komunikasi  antar mereka berdua, jadi tidak selancar, sehangat apalagi seindah ketika dulu sebelum menikah.
Sekarang, ada saja yang gak nyambung, emosi naik, kadang diam, tak biasa dimengerti dan seolah tak ada keinginan untuk mengerti. Dulu, kalau begini salah satu pasti tidak akan pernah berhenti membujuk, sampai salah satunya mengalah dan komunikasi tersambung kembali.

Kenapa sudah kawin malah jadi sebaliknya?
Harapan dan mimpi indah yang dulu dibagi bersama dan menimbulkan semangat, kini seolah menguap begitu saja . Kenyataan yang ada sangat mencengangkan karena banyak hal yang dulu tidak diketahui kini menjadi jelas merupakan kebiasaan yang kurang pas dan kurang menyenangkan bagi pasangannya. Mulai dari  kalau ngomong kurang diperhatiin, mau menang sendiri,kebiasaan yang tidak sama : naruh handuk basah diatas tempat tidur, suami merasa  kurang dilayani, istri merasa kurang didengarkan perasaannya dan sejuta perbedaan lainnya yang terus menerus terjadi dari hari ke hari….

Mengapa semua ini terjadi ?

1.Hidup lebih realistis, kebiasaan dan sikap  asli masing masing     nampak  dan tak perlu dipoles dan disembunyikan lagi.  Cara ekspresi emosi juga otomatis nampak : marah, menghakimi, selfish, narcist, mencap, dll. 

2. Dari pengalaman saya menghadapi berbagai kasus keluarga dan perceraian, ketika pasangan ini  belum menikah, mereka tidak mengetahui atau diberi tahu bahwa masing masing harus mempelajari latar belakang pengasuhan pasangannya dan  mengapa perlu tahu.. Yang paling buruk adalah kenyataan bahwa masing masing pasangan  tersebut bahkan tidak cukup kenal dengan dirinya sendiri!.

3.Tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah menciptakan laki laki dan perempuan itu berbeda : Otaknya, hormon2nya, alat kelamin, ratio otot daging, kapasitas paru paru dlsbnya

4.Tidak memiliki ketrampilan bicara yang benar, baik dan menyenangkan  serta

5.Kurang memiliki ketrampilan mendengar, sehingga 

6.Tak mampu berkomunikasi yang baik, bersih dan jelas.  

         Apa akibatnya?

Masing masing seperti terperangkap dalam diri sendiri. Bagaimana  jalan keluarnya?. Mana bisa kita ceritakan sama ortu?  Sudahlah beliau capek mendidik kita, menyekolahkan, mengawinkan.. masak  masalah kita, kita bawa juga ke mereka. Kawin di jodohkan saja tidak mudah kita adukan apalagi ini pilihan kita sendiri. Tangan mencincang bahu memikullah. Kalau diceritakan ke orang lain, aib hukumnya. Menceritakan kekurangan atau kejelekan  pasangan, bisa bisa gak dapat mencium wanginya syurga!.

Jadi terasa seperti api dalam sekam,  panas terus tapi jangankan ada pintu atau jalan keluar , asap saja tak bisa  dihembuskan . Ini yang membuat kadang kadang semangat redup karena hati luka – merasa terkunci di hati sendiri , sulit ditemukan apalagi  diberi pertolongan! 

Harapan timbul tenggelam, ah.. siapa tahu nanti membaik. Siapa tahu  kalau anak sudah lahir, siapa tahu kalau ada adiknya pula.. siapa tahu…..

        Apa yang terjadi  selanjutnya ? 

Kebutuhan semakin  beda, marah mencuat, bersitegang – bertengkar, saling: merendahkan, menyalahkan, menjelek-jelekan & menjatuhkan saling menuduh,  menghakimi, mencap,  bahkan sampai menyebut nyebut orang tua. Akhirnya saling diam diam-an, bicara seperlunya saja semuanya membuat semakin sunyi di hati.
Sudah jelas dalam keadaan seperti ini  sulit bagi masig masing pasangan untuk  menunjukkan pengertian, pengakuan apalagi pujian!.
Satu tempat tidur  tapi seperti  beda planet ! Berpapasan dipintu  berusaha jangan senggolan, beradu kaki ditarik buru2. Kamar sering sekali sunyi, masing masing dengan aktifitas sendiri sendiri. Tapi hati semakin luka, semakin perih.

Kalau ada tamu : standard ganda. Saling menyebut  dan menyapa, seolah tidak terjadi apa apa : “iya begitu kan ya ma/pa?” hahahaha. Begitu tamu pulang , sunyi dan senyap kembali…
Kebutuhan untuk diterima dan didengarkan tetap ada pada masing masing, sebagai kebutuhan dasar agar tetap jadi manusia, mulailah  terjadi perselingkuhan atau punya teman curhat  yang biasanya berujung   maksiat atau kawin lagi. Yang popular sekarang adalah BINOR (Bini Orang) atau LAKOR ( Laki Orang) , yaitu selingkuh dengan teman sekerja, sekantor atau lain kantor atau teman SMP dan SMA dulu. Semua dijaga ;Tahu sama Tahu. Kalau hamil kan punya suami!. Yang paling buruk adalah selingkuh sejenis, seperti yang sering dibicarakan akhir akhir ini .. Yang jelas kebutuhan jiwa dapat , material apalagi!

Bayangkan bagaimana bermasalah anak anak yang tumbuh dalam keluarga seperti ini ? sudahlah mungkin rezeki tidak halal dan thayyib ortunya berbuat maksiat pula.
Banyak sekali orang tidak tahu, memang belum ada penelitiannya, bahwa bila seorang ayah atau ibu melakukan maksiat, pasangannya bisa dikelabuinya tapi tidak Allah dan anaknya!. Pengalaman saya menunjukkan bahwa anak yang tadi manis patuh dan berkelakuan baik, bisa tiba tiba gelisah, temper tantrum, tak bisa mengendalikan diri, marah, ngamuk dlsbnya.. bila secara diam diam salah satu ortunya berzina!.  Bayangkan, berapa banyak sekarang pasangan melakukan hal itu dan hubungkan dengan keresahan jiwa dan kenakalan remaja.
Dalam iklim psikologis dirumah  yang buruk sekali itulah  anak tumbuh dan berkembang. Bayangkanlah dampak  bagi perkembangan kejiwaan, emosi, kecerdasan,  social dan spititualnya!

        Jadi, bagimana sebaiknya ?

Pertama harus disadari benar bahwa  komunikasi pasangan ini sangat penting  karena  ia mencerminkan Iklim rumah: fondasi keluarga, kesehatan pribadi, kesehatan anggota keluarga, cerminan: kekuatan, kelemahan & kesulitan perkawinan dan Kelanjutan  serta kepuasan hidup!.
Intinya, kalau suami usia masih  muda sudah sakit sakitan jangan jangan ada masalah besar dengan istrinya. Sebaliknya, bila istri masih muda sakit sakitan, jangan jangan suaminya bermasalah!.  

Untuk itu, kenalilah masa lalu masing masing pasangan. Apa  dan pengasuhan yang bagaimana yang membuatnya seperti sekarang ini yang kita uraikan diatas. Perjodohan adalah sebagian dari iman, karena tidak akan berjodoh anda dengan pasangan anda kecuali dengan izin Allah. Jangan mudah menceraikan atau minta cerai, karena itu adalah pekerjaan halal  yang dibenci Allah. Perkawinan adalah perjanjian yang sangat kokoh : “Mitsaqan Galidha”. Allah lebih tahu, dari yang anda rasa dan fikir kurang atau  buruk, disitu banyak kelebihan dan kebaikan menurut Allah.

Tapi karena kita kurang waspada dan menyadari  bahwa syaithan tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan perkawinan, seperti yang dilakukannya terhadap nabi Adam dan ibu Hawa, maka kita akan terkurung dalam penilaian dan pemikiran yang buruk saja tentang pasangan kita.
Jadi, berusahalah untuk meningkatkan keimanan, mintalah pertolongan Allah agar dibukakan mata hati kita untuk :Bersyukur, menerima ketentuan Allah, bersangka  baik,  melihat kelebihan lebih banyak dari kekurangan, menemukan ‘Inner child” pasangan dan berusaha memaklumi dan perlahan merubahnya.
Kesulitan utama yang banyak dihadapi orang adalah karena dia tidak mengenal dirinya sendiri. Dia sendiri memiliki ‘inner child” yang parah dan terperangkap disitu. Dia sendiri melimpah, sehingga bagaimana mungkin menolong pasangannya . Dalam situasi seperti ini pasangan ini memerlukan  pertolongan ahli, bahkan mungkin butuh terapi. Bila hal ini tidak segera dilakukan, penderitaan keduanya  bisa berkepanjangan karena yang jadi korban adalah harapan satu satunya dimasa depan yaitu : anak anak mereka ! .

Selanjutnya adalah menyadari bahwa Allah menciptakan otak kita ini berbeda. Jadi pelajarilah akibat perbedaan ini lewat syeikh Google atau mbah Wiki, dan apa dampanya pada salah pengertian dan salah harapan antara suami dan istri.

Langkah berikutnya untuk memperbaiki komunikasi adalah belajar menjadi “Pendengar” yang baik. Memang tidak mudah, karena kita dari kecil diajarkan untuk  bicara dan bicara: lewat lomba pidato, story telling, debat dlsbnya. Tapi tidak ada lomba mendengar!.

       Mendengar yang baik ada kiatnya : 

1.Hindari  penghalang mendengar, yaitu : Lebih mudah membuat jarak dengan pasangan, malas komunikasi, kalau ngomong bukannya dengar tapi memikirkan jawaban, menyaring tanda-tanda bahaya dalam percakapan, mengumpulkan data-data untuk       mengutarakan pendapat dan memberikan penilaian  terhadap apa yang di kemukakan oleh pasangan.

2.Berusahalah mendengar yang benar dengan :
Bukan hanya diam di depan pasangan yang sedang bicara tapi cari tahu (tanpa “baca pikiran”) apa yang dimaksudkan, dikatakan dan dilakukan pasangan . Tunjukkan  kita mengerti pasangan, sehingga hubungan terasa jadi lebih dekat, bisa menikmati kebersamaan, menciptakan dan melanggengkan keintiman. 

3.Mendengar yang benar membutuhkan COMMITMENT & COMPLIMENT.  

Commitment/ kesepakatan dengan diri kita sendiri  artinya  dalam mendengar kita berusaha untuk: Mengerti, Memahami, Menyisihkan minat dan kebutuhan pribadi , Menjauhkan prasangka dan berusaha  untuk Belajar melihat dari sudut pandangan pasangan 
Sedangkan Compliment /hadiah adalah  menunjukkan pada pasangan bahwa “Saya peduli kamu, sanggup anda, Saya ingin tahu apa yang kau pikir atau  apa yang kamu rasakan dan apa yang kamu butuhkan”.

Semua ini memang tidak gampang tapi bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. Cobalah sedikit sedikit asal  jangan anda  menyerah dan kembali ke pola komuniasi  yang semula. 

Mungkin yang  penting sekali  untuk anda ingat : 

Kalau ada kerikil dalam sepatu, terasa menganggu dipakai berjalan, buka sepatunya  buang kerikilnya, bukan sepatunya yang anda ganti. Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk anda!. 

Yakin bahwa anda bisa. Pasti bisa!! 

Di ambil dari tulisan Ibunda 
Elly Risman (Psikolog)
Di Bekasi, 19 September 2016

Bila  anda rasa tulisan ini bermanfaat, tak perlu minta izin silahkan share sebanyak yang anda bisa. Semoga ada manfaatnya .

Sabtu, 01 Juni 2013

Suamiku Seorang Penjahat?


Jakarta (31 Mei 2013)
 Nyonya Karimah, lima bulan sebelumnya, ibunya meninggal dunia, sesudah itu mendapatkan surat cerai dari suaminya. Rasanya seperti berada diantara puing-puing reruntuhan bangunan lantai 27. Nyonya Karimah tidak siap menghadapi kehidupan baru. Dengan situasi itu.

Peristiwa kematian ibunya dan perceraian dengan suaminya itu, benar-benar membuat kondisi psychologisnya begitu labil, harus berpisah dengan suaminya yang sudah menikahinya selama 27 tahun, dan mengaruniai 3 orang anak. Peristiwa perceraian itu, bagaikan hantaman badai yang sangat dahsyat.

Betapa Nyonya Karimah menghadapi kehidupan yang begitu  bahagia bersama suaminya. Sepuluh tahun pertama ia habiskan bersama dengan penuh kebahagiaan. Penuh cinta kasih. Melahirkan dua orang putera dan seorang puteri. Tidak pernah terbetik sedikitpun dalam angan dan pikiran, jika suatu hari kelak Nyonya Karimah akan berpisah dengan suaminya, dan suaminya menceraikannya.

Di suatu pagi, Nyonya Karimah harus dengan berat hati, menyiapkan kamera untuk rekaman acara yang diasuhnya,"Ar-Ridha wa An-Nur" (Kerelaan dan Binar Cahaya) bersama dengan Ustadz Abdul Halim Khafaqi, sesudah beliau berkunjung ke Mesir.

Sambil menyusuri sungai Nil dengan perahu, Nyonya Karimah mewancarainya Ustadz Abdul Halim Khafaqi, dan pikiran-pikirannya sangat baru, progressif, menarik dan inklusif, meskipun dibarengi dengan ta'shil Islami yang kuat.

Sosok Ustad Abdul Halim Khafaqi sangat layak diteladani, dihormati, dan dikagumi. Sungguh suatu anugerah pertemuan bersamanya. Ustadz Abdul Halim Khafaqi sangat gemuk, dan rambutnya kemerah-merahan. Berbeda dengan sosok pemuda yang berdiri di  halaman penjara dengan sorot mata yang lepas, da perawakan yang diliputi kesedihan.

Beberapa hari kemudian, Ustadz Abdul Halim Kafaqi kembali mengunjungi Nyonya Karimah, di Ma'adi, bersama dengan keluarganya. Sebelum pamitan, Ustadz Kafaqi membisikkan kalimat pendek, "Anda harus berkenalan dengan Kamal Abdurrazzzaq. "Saya nominasikan ia kepada anda, agar anda dapat menyerap ilmu, intelektualitas, kemahirannya", kata Ustad Kafaqi.

Tidak ada keraguan sedikitpun Nyonya Karimah terhadap Kamal Abdurrazzaq yang telah direkomendasikan oleh Ustadz Abdul Halim Khafaqi, dan tentu sosok Islami, yang bisa diundang dalam acara Ar-Ridha wa An-Nur.

Sampai suatu hari, Nyonya Karimah berada di Multazam, merasakan kenikmatan bersimpuh di Multazam, dan Nyonya Karimah meletakkan dadanya menempel di Ka'bah, serta sangat luar biasa kenikmatan yang dirasakannya.

Isak tangis menggantung. Nyonya Karimah larut dalam linangan air mata   cinta Ilahi, dan tiba-tiba Nyonya Karimah mendengar suara laki-laki  yang sopan,  lirih, mengalunkan doa yang belum pernah Nyonya Karimah mendengar dengan sangat khusyuk diatas kepalanya. "Ilahi, shafarat yadayya fatrubhuma" (Tuhan, tanganku hampa, tanpa pendamping, pertemukan jodohku). Laki-laki itu terus berdo'a.

Saat Nyonya Karimah berjalan menuju Shafa dan Marwa, sepintas Nyonya Karimah melihat laki-laki itu lagi. Laki-laki itu terus mengumandangkan tahlil dan tahmid, dan menuju ke arah Nyonya Karimah. "Ahlan wa sahlan!", Nyonya Karimah. "Saya Kamal Abdurrazzaq", ujarnya memperkenalkan diri.

Sekembalinya dari umroh, Nyonya Karimah, melakukan kegiatannya lagi, sebagai direktur program siaran dakwah di telivisi swasta Mesir. Pagi itu, Nyonya Karimah, menuju ke Pustaka Az-Zahra di Nasr City, bertemu dengan Ustadz Ahmad Ra'if, serta berdiskusi mengenai mukjizat al-Qur'an dengan Dr.Muhammad Ali Barr dan Sheikh Abdul Majid Az-Zindani.

"Maaf. Saya harus pulang bertemu dengan Kamal Abdul Razzaq. Beliau diusulkan oleh Ustadz Abdul Halim Khafaqi", ujarnya. Tetapi, sangat mengejutkan jawaban Ustad Ahmad Ra'if, "Ala barakatillah. Kita semua memang mengusulkannya untuk menjadi suami anda. Dengan izin Allah, anda akan berbahgia dengannya", ungkap Ustadz Ahmad Raf'if.

Nyonya Karimah bukan seorang anggota Ikhwanul Muslimin, tetapi memiliki kecenderungan pada Islam yang baik. Nyonya Karimah, masih diliputi kesedihan yang mendalam sejak ditinggalkan suaminya. Nyonya Karimah belum tertarik menikah, selain masa idahnya belum selesai.

Namun, Ustad Khafaqi mengatakan, "Kamal Abdurrazzaq itu laki-laki yang penuh dengan kasih dan cinta. Ia seperti cinta yang berjalan, penyayang, berhati lembut, dan romantis. Saya berani jamin dua hal pada anda, "Istiqomah dan kemurahan", ujar Ustadz Khafaqi.

Sampai suatu hari Nyonya Karimah bertemu dengan Kamal Abdurrazzaq, dan kesan Nyonya Karimah, "bagaimana pendapatmu dengan laki-laki itu?", tanya Ustadz Kafaqi. "Ustadz, dia sungguh sosok laki-laki yang terhormat. Saya kagum dengan logika bicaranya, gaya bicaranya, dan kemampuan bahasa arab fusfhah", ujar Nyonya Karimah. Tetapi, Nyonya Karimah mengatakan, bahwa dirinya memendam pernderitaan, setelah bercerai dengan suaminya, yang sudah menikahinya selama 27 tahun.

"Tidak ada yang lebih manfaat bagi anda dalam kondisi seperti sekarang ini, selain menikah lagi. Menikah dengan Kamal Abdurrazzaq. Dialah orang yang menjadi hadiah Allah pada anda", tegas Ustadz Abdul Halim Khafaqi.

Siapa Kamal Abdurrazzaq? Tiba-tiba berdering telepon dari seberang. "Hajjah Karimah, anda akan menikah dengan Kamal Abdurrazzaq?", tanya seorang doktor. "Kamal Abdurrazzaq adalah seorang penjahat Ikhwanul Muslimin yang dipenjara oleh Gamal Abdul Nasser, selama 25 tahun", ujar doktor yang menilpunnya.

Nyonya Karimah, kemudian balik bertanya, "Dia termasuk penjahat Ikhwan kelas kakap? Sehingga, harus dipenjara oleh Gamal Abdul Nasser selama 25 tahun? Namun, siapa yang sesungguhnya menjadi penjahat?, sergah Nyonya Karimah.

Datanglah hari kebahagiaan itu, Nyonya Karimah menikah dengan Kamal Abdurrazzaq, yang memang sudah direkomendasikan oleh para tokoh Ikhwan, dan sejumlah tokoh Islam, seperti Dr.Suhair al-Qalmawi, Dr.Syauqi Dhaif,
Dr. Binti Syathhi, Dr.Amin al-Khuli, Dr.Thaha Husain, Dr.Lathifah Az-Zayyat, dan Dr.Rasyad Rasyidi.

Kemudian, Nyonya Karimah menikah dengan Kamal Abdurrazzaq, dan penuh dengan kebahagiaan, di mana  hadir sejumlah tokoh Ikhwan, dan pernikahan yang bersih dan penuh dengan kebahagiaan.

Sepengetahuan Nyonya Karimah, para tokoh Ikhwan itu, selalu mereka memiliki obsesi bagaimana menerapkan al-Qur'an, dan mereka percaya bahwa syariah Allah mengangkat harkat dan martabat masyarakat, mencegah kebobrokan, dan menebarkan keadilan.

Terlintas kembali kenangan Nyonya Karimah dengan ibunya ketika masih kanak, dan ibunya menjelaskna tentang Jamaah Ikhwan. Kemudian Nyonya Karimah, menanyakan, "Mengapa mereka memenjarakan tokoh dan anggota Ikhwan", tukas Karimah kepada ibunya. "Mereka memenjarakannya, karena mereka ingin mererapkan hukum al-Qur'an, dan mengaplikasikan Islam", terang ibunya dengan nada sedih kala itu. "Mengapa mereka ingin menerapkan hukum al-Qur'an", tanya Karimah. "Agar manusia masuk surga manakala mendengan Kalam Tuhan", tambah ibunya.

Nyonya Karimah sekarang mendampingi Kamal Abdurrazzaq yang menjadi suaminya. Tokoh yang dianggap sebagai penjahat kelas kakap. Karena pernah dipenjara oleh Gamal Abdul Nasser selama 25 tahun.

Kamal Abdurrazzaq, seperti tokoh-tokoh Ikhwan lainnya, yang mengalami siksaan yang sangat berat di penjara militer Mesir. Pernah digantung  kakinya, dan dicambuk dengan kawat baja, diadu dengan anjing, dan segala macam siksaan pernah dialami. Tetapi, Nyonya Karimah tidak melihat wajah suaminya, mengguratkan kekecawaan, dan kesedihan, serta putus asa. Semuanya yang pernah dialaminya penuh dengan rasa syukur dan sabar.

Kamal Abdurrazzaq menyaksikan bagaimana penderitaan yang dialami oleh para tokoh Ikhwan dan kader Ikhwan selama mereka dipenjara, tetapi tetap sabar, dan bahkan penjara-penjara menjadi tempat ibadah, dan setiap usai Shubuh penjara bergema doa ma'syurat yang sebagai dzikir yang terus mereka lakukan.

Tetapi, Nyonya Karimah sesudah menikah dengan Kamal Abdurrazzaq, tak melihat diri Kamal Abdurrazzaq itu, seperti yang digambarkan dalam buku Indama Ghabat Asy-Syam, yang dipenjara selama 25 tahun.

Kamal Abdurrazzaq, seorang laki-laki yang sangat santun, penuh kasih sayang, mencintai, menjaga kebersihan  hatinya, zuhud, wara', dan selalu menjaga iffah. Nyonya Karimah, tak pernah melihat suaminya Kamal Abdurrazzaq, menyentuh hal-hal yang dilarang oleh Allah Rabbul Alamin.

Pernikahannya, di malam pertamanya, dipenuhi dengan ramhat-Nya, dipenuhi dengan kasih-Nya, dijaganya kebersihan hati, saat memenuhi kewajibannya, serta selalu diawali dengan do'a. Tak ada limpahan nafsu birahi, dan selalu diingatnya bahwa melakukan kewajiban berhubungan suami-isterinya sebagai ibadah.

Suatu ketika, ketika Nyonya Karimah bersama dengan Kamal Abdurrazzaq, pergi ke kota Kairo, dan menumpangi mobilnya, tiba-tiba menyeberang, seorang perempuan tua, dan seketika Kamal Abdurrazzaq, menghentikan mobilnya, dan membantu perempuan tua itu menuntun menyeberang jalan.

Nyonya Karimah dan Kamal Abdurrazzaq sering pergi bersama mengelilingi pinggiran kota Kairo, dan selalu memberikan sedekah kepada fakir miskin yang hidup dalam penderitaan. Mengeluarkan uangnya bagi mereka yang sangat membutuhkan. Keduanya hidup dengan sangat sederhana. Sepanjang waktunya digunakan ibadah dan membantu Muslim yang sedang kesulitan.

Nyonya Karimah mengatakan, bahwa setiap kali sholat selalu berada di belakang suaminya Kamal Abdurrazzaq, dan "bacaan al-Qur'annya begitu khusyuk dan syahdu", ungkap Nyonya Karimah. Karena itu, setiap kali shalat bersama dengan Kamal Abdurrazzaq, hanya merasakan adanya kebahagiaan yang bertambah, karena merasa semakin dekat dengan Allah Azza Wa Jalla.

"Mata dan perasaan  saya dihibur dengan kelemah-lembutannya, ketawadu'an yang begitu indah. Saya baru tersadar bahwa ia belum menyentuh seorang perempuan pun sebelum saya. Dan inilah takwil mimpi-mimpi saya sebelumnya, ranjang bersih tanpa noda, dan tidak pernah ditiduri seorang pun", ungkap Nyonya Karimah tentang Kamal Abdurrazzaq.

Adakah suamiku yang pernah dipenjara selama 25 tahun oleh Presiden Gamal Abdul Nasser seorang penjahat? Wallahu'alam.
sumber: voa-islam.com

Rabu, 29 Mei 2013

Liku Jalan Taubatku (The Amazing Hidayah)


oleh: Al Fajr Batik ( pada 3 Agustus 2012 pukul 0:55)

Sebut saja nama dunia hitam yang pernah kamu tahu, itu semua pernah kualami. Mulai dari dunia anak jalanan yang akrab dengan kekerasan, miras (minuman keras), hingga narkoba baik sebagai pecandu maupun pengedar telah pernah menjadi bagian hidupku. Dunia panggung yang sering membikin cewek-cewek ABG histeris juga pernah kulakoni sebagai vokalis band local yang sering manggung di kafe-kafe sekitar kota tempatku tinggal.

Satu hal yang benar-benar aku syukuri hingga saat ini adalah penjagaan Allah terhadapku bahkan ketika aku masih begitu jahiliyah adalah aku tak pernah terjerumus dalam pergaulan bebas. Histerianya cewek-cewek ABG itu bukan membuat aku merasa tersanjung dan melambung tapi malah membuatku muak. Perasaan seperti inilah yang terus melekat sehingga ke depannya aku merindukan sosok perempuan yang terjaga dan tidak kampungan seperti itu.

Aku lelah dengan jalan yang kutempuh selama ini. Dunia gemerlap tak membuatku bahagia. Aku pun lari ke gunung dan berusaha berkontemplasi disana sekaligus mengukir prestasi. Sembari menjadi instruktur pendakian yang memandu anak-anak kota yang manja, aku pun tenggelam dalam perenunganku sendiri ketika sampai di puncak. Di tengah dingin dan heningnya malam dan ditemani berbatang-batang rokok, aku mencari batu besar agar terlihat jelas semua yang ada di bawah sana.

Rumah-rumah dan bangunan megah terlihat begitu kecil dari puncak gunung. Lalu bagaimana lagi dengan diri manusia ini? Aku berusaha mencari jawaban atas pertanyaan besar tentang untuk apa aku hidup di dunia ini dan kemana aku nanti setelah semua ini berakhir. Siapa pula pengatur di balik semua ini yang memberikan kehidupan begitu pahit dan getir untuk kujalani? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menggedor sudut hatiku untuk dipenuhi dengan jawaban memuaskan. Benakku begitu ramai di tengah kesepian ini, namun aku kesepian di tengah keramaian hingar-bingar panggung pertunjukan. Aku tersesat dalam pencarian yang belum kutemukan ujung pangkalnya.

Hingga di satu titik, aku memandang adik perempuan semata wayang. Tak mungkin aku begini terus. Aku harus bisa menjadi contoh yang baik untuknya. Aku pun tak lagi ingin memberinya makan dari uang haram hasil penjualan narkoba dan manggung di forum maksiat. Aku harus berubah. Tekad itu kupancangkan sedemikian kuat agar meresap ke seluruh nadi dan pori-poriku.

Aku bertarung melawan diriku sendiri. Aku bertarung melawan rasa sakaw yang teramat sangat. Aku berusaha lepas dari ketergantungan ini dulu sebelum aku menata kehidupanku. Sambil berproses untuk sembuh dari ketergantungan, aku pun mulai membiasakan sholat lima waktu sehari. Tidak mudah tapi bukan sesuatu yang mustahil. Aku pun menjauhi dunia panggung hiburan dan lingkungannya. Meskipun rasa rindu untuk bernyanyi itu ada, tapi rasa itu terkalahkan oleh rasa rinduku akan jalan taubat yang sedang kutapaki ini.

Aku pun mulai meniti jalan halal meskipun hasilnya sangat jauh bila dibandingkan dengan berjualan bubuk-bubuk maksiat itu. Tak jarang aku harus tidur di masjid karena tak berani pulang bila tak membawa uang. Malam-malam kulewati dengan mengisi perut dengan sebanyak mungkin air kran masjid karena seharian itu Allah menguji kesabaranku dengan minimnya materi yang kudapat di jalan halal ini. Kerasnya lantai ubin masjid terasa dingin dan akrab di punggungku yang tipis.

Hidup dari masjid ke masjid, itulah proses pencarianku. Aku bertanya pada banyak takmir masjid yang kusinggahi tentang hidup, kehidupan dan juga tentang Islam itu sendiri. Meskipun tak semua takmir masjid yang kutemui bisa menjawab kegelisahanku, tapi aku pantang menyerah. Kujaga terus sholat fardhu lima waktu agar bisa berjamaah di masjid. Langkah awal yang semula tak mudah buatku tapi kutekadkan untuk konsisten.

Pelan tapi pasti aku mulai merasakan manisnya iman meskipun hidup dalam kondisi serba kekurangan. Kemampuan mereparasi HP menjadi modal untuk mengais risky di jalan yang halal. Sesekali aku meminta diberi kepercayaan agar membawakan barang dagangan kenalan untuk kujualkan. Apa saja mau kulakukan asalkan halal. Aku pun sempat bekerja di toko HP milik orang Cina sebelum bertemu dengan teman SMP yang kemudian mengajakku bergabung di usaha yang baru dirintisnya.

Kurang lebih setahun aku bekerjasama dengan temanku ini. Sedikit banyak aku menimba wawasan keislaman juga padanya. Ia juga yang mengajakku mengaji Islam dengan lebih intensif. Mengaji Islam yang bukan sekadar sebagai ritual tapi juga sebagai way of life. Ia juga yang memperkenalkan kehidupan dakwah padaku. Meskipun sangat disayangkan, teman ini pula yang nantinya juga meninggalkan apa yang pernah diajarkannya padaku. Sungguh, Allah Maha pembolak-balik hati. Karena itu Ya Rabb, mantapkan hati ini di jalan-Mu.

Aku tak punya siapa pun yang bisa kupercaya di dunia ini. Ketika aku bertemu teman masa SMP yang mengajakku mengenal Islam lebih baik, kepercayaan itu mulai kusandarkan padanya. Ia pula yang meyakinkanku akan sunah Rasulullah untuk menikah ketika kuungkapkan padanya bahwa aku mungkin tidak akan menikah dalam waktu yang lama karena mengingat betapa miskinnya aku dan keluargaku. Ketika akhirnya Allah mempertemukan aku dengan jodohku, ternyata ia berbalik 180%. Ia berpaling dariku dan berkata hal-hal buruk tentangku kepada calon istriku saat itu dan juga teman-temanku yang lain.

Allah Mahabaik, itu kuyakini sekali. Teman yang mulai kupercaya berkhianat, Allah mengganti dengan yang lebih baik yaitu teman sejati dalam suka dan duka termasuk juga dunia dan akhirat, insya Allah. Kami pun menikah dalam kondisi sangat sederhana dan berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim dan fakir miskin.

Proses taubatku dimudahkan oleh-Nya. Saat ini ada istri yang selalu ada untuk mengingatkan di kala aku futur. Kesucian yang selalu kujaga tak peduli sekelam apa pun perjalanan hidupku di masa lalu, diberi balasan yang jauh lebih baik oleh Allah yaitu berupa istri yang juga terjaga kesuciannya. Manisnya iman ini sedemikian indah untuk dikecap. Allah, sungguh indah anugrah-Mu ini. Kan kugenggam hidayah ini erat-erat selamanya tanpa pernah kulepaskan lagi. Bantu hamba-Mu yang dhaif ini Ya Rabb…

(Surabaya, medio akhir April 2011)

Sabtu, 25 Mei 2013

DOSA mana, Pegang BABI atau PACAR ???



Ditulis Oleh: Bang Ori Gagah
wa: 085263794009 - bbm: D34DD5C1

Ada yang becanda bertanya " Malam Minggu ini Mau jalan sama PACAR atau sama BABI ???", lalu yang ditanya malah balik nanya " lho... apa maksudnyaaa ??? ",
mari coba baca dan pahami maksud hadis berikut:

Hadis Rasulullah SAW:
"Berkumpul-kumpul dengan Hewan BABI (khinzir) lebih baik daripada bersentuhan (secara Sengaja) dengan wanita yang bukan Muhrim (HR. Ibnu Majah).

coba ANDA Fikirkan kalau kita tersentuh BABI/ ANJING kita tidak bakal berdosa, paling disuruh mensucikan dengan tanah, Sedangkan jika bersentuhan dengan wanita bukan mahram secara sengaja ini dihitung sebagai dosa (maksiat).

Coba simak & Pahami Hadits Ma’qil bin Yasar Radhyiallahu ‘Anhu :

لَأَنْ يُطْعَنُ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ

“Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ar-Ruyani dalam Musnad-nya no.1282, Ath-Thabrani 20/no. 486-487 dan Al-Baihaqi dalamSyu’abul Iman no. 4544 dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226).

Hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram adalah dosa besar (Nashihati lin-Nisa' hal.123)

Berkata Asy-Syinqithy dalam Adwa` Al-Bayan (6/603): “Tidak ada keraguan bahwa fitnah yang ditimbulkan akibat menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram lebih besar dan lebih kuat dibanding fitnah memandang”.

Berkata Abu ‘Abbas Ahmad bin Muhammad bin ‘Ali Al-Makky Al-Haitami (Az-Zawajir 2/4) bahwa: “Dalam hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh dan berjabat tangan dengan selain mahram adalah termasuk dosa besar”.

kalau diperhatikan lagi, BABI adalah hewan yang amat sangat kotor, bisa dikatakan hina lah. Jadi Pleaeseeeee Jangan Lebih menghinakan diri dari pada Hewan BABI tersebut sahabat, kalau tidak tau selama ini, tidak apa-apa, tapi sekarang sudah tau kan ^_^ ayo segera hentikan aktivitas PACARAN tersebut !!!

PELAKU PACARAN, SEGERALAH BERTAUBAT !!!
PUTUSKAN PACARMU SEKARANG JUGAAAAAA

artikel terkait: Dilarang Pacaran BUKAN Dilarang Jatuh Cinta

Rabu, 22 Mei 2013

10 Ciri Pribadi Muslim (10 Muwashofat)

Istilah ini gak asing lagi bagi Para Santri, nah kamu yang bukan pentolan Pesantren juga pernah dengar istilah ini, yuk kita review kembali 10 Ciri Pribadi Muslim (10 Muwashofat)


1. Salimul Aqidah (aqidahnya bersih)
Akidah adalah asas dari amal. Amal-amal yang baik dan diridhai Allah lahir dari aqidah yang bersih. Dari sini akan lahir pribadi-pribadi yang memiliki jiwa merdeka, keberanian yang tinggi, dan ketenangan. Sebab, tak ada ikatan dunia yang mampu membelenggunya, kecuali ikatan kepada Allah swt. Seorang kader dakwah yang baik akan selalu menjaga kemurnian aqidahnya dengan memperhatikan amalan-amalan yang bisa mencederai keimanan dan mendatangkan kemusyrikan. Sebaliknya, selalu berusaha melakukan amalan-amalan yang senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.
Aplikasi: Senantiasa bertaqorrub (menjalin hubungan) dengan Allah, ikhlas dalam setiap amal, mengingat hari akhir dan bersiap diri menghadapinya, melaksanakan ibadah wajib dan sunnah, dzikrullah di setiap waktu dan keadaan, menjauhi praktik yang membawa pada kemusyrikan.
2. Shahihul Ibadah (ibadahnya benar)
Ibadah, wajib dan sunnah, merupakan sarana komunikasi seorang hamba dengan Allah swt. Kedekatan seorang hamba ditentukan oleh intensitas ibadahnya. Ibadah menjadi salah satu pintu masuk kemenangan dakwah. Sebab, ibadah yang dilakukan dengan ihsan akan mendatangkan kecintaan Allah swt. Dan kecintaan Allah akan mendatangkan pertolongan.
Aplikasi: Menjaga kesucian jiwa, berada dalam keadaan berwudhu di setiap keadaan, khusyu dalam shalat, menjaga waktu-waktu shalat, biasakan shalat berjamaah di masjid, laksanakan shalat sunnah, tilawah al-Qur’an dengan bacaan yang baik, puasa Ramadhan, laksanakan haji jika ada kesempatan.
3. Matinul Khuluq (akhlaqnya tegar)
Seorang kader dakwah harus ber-iltizam dengan akhlaq islam. Sekaligus memberikan gambaran yang benar dan menjadi qudwah (teladan) dalam berperilaku. Kesalahan khuliqiyah pada seorang kader dakwah akan berdampak terhadap keberhasilan dakwah.
Aplikasi: Tidak takabur, tidak dusta, tidak mencibir dengan isyarat apapun, tidak menghina dan meremehkan orang lain, memenuhi janji menghindari hal yang sia-sia, pemberani, memuliakan tetangga. Bersungguh-sungguh dalam bekerja, menjenguk orang sakit, sedkit bercanda, tawadhu tanpa merendahkan diri.
4. Qadirul’alal Kasb (kemampuan berpenghasilan)
Kita mengenal prinsip dakwah yang berbunyi ”shunduquna juyubuna (sumber keuangan kita dari kantong kita sendiri)”. Yang berarti setiap kader harus menyadari bahwa dakwah membutuhkan pengorbanan harta. Oleh karena itu setiap kader dakwah harus senantiasa bekerja dan berpenghasilan dengan cara yang halal. Tidak menjadikan dakwah sebagai sumber kehidupan.
Aplikasi: Menjauhi sumber penghasilan haram, menjauhi riba, membayar riba, membayar zakat, menabung meski sedikit, tidak menunda hak dalam melaksanakan hak orang lain, bekerja dan berpenghasilan, tidak berambisi menjadi pegawai negeri. Mengutamakan produk umat Islam, tidak membelanjakan harta kepada non-muslim.
5. Mutsaqaful Fiqr (pikirannya intelek)
Intelektualitas seorang kader dakwah menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dakwah. Sejarah para nabi juga memperlihatkan hal itu. Kita melihat bagaimana ketinggian intelektualitas Nabi Ibrahim, dengan bimbingan wahyu, mampu mematahkan argumentasi Namrud. Begitu pula kecerdasan Rasul dalam mengemban amanah dakwahnya, sehingga ia digelari fathonah (orang yang cerdas).
Aplikasi: Baik dalam membaca dan menulis. Upayakan mampu berbahasa Arab, menguasai hal-hal tertentu dalam masalah fiqih seperti shalat, thaharah dan puasa, memahami syumuliatul Islam, memahami ghazwul fikri, mengetahui problematika kaum nasional dan internasional, menghafal al-Qur’an dan hadits, memiliki perpustakaan pribadi sekecil apapun.
6. Qawiyul Jism (fisiknya kuat)
Beban dakwah yang diemban para kader dakwah sangat berat. Kekuatan ruhiyah dan fikriyah saja tidak cukup untuk mengemban amanah itu. Harus ditopang oleh kekuatan fisik yang prima. Sejumlah keterangan al-Qur’an dan Hadits menjelaskan betapa pentingnya aspek ini.
Aplikasi: Bersih pakaian, badan dan tempat tinggal, menjaga adab makan dan minum sesuai dengan sunnah, berolahraga, bangun sebelum fajar, tidak merokok, selektif dalam memilih produk makanan, hindari makanan/minuman yang menimbulkan ketagihan, puasa sunnah, memeriksakan kesehatan.
7. Mujahidu Linafsihi (bersungguh-sungguh)
Bersungguh-sungguh adalah salah satu ciri orang mukmin. Tak ada keberhasilan yang diperoleh tanpa kesungguhan. Kesadaran bahwa kehidupan manusia di dunia ini sangat singkat, dan kehidupan abadi adalah kehidupan akhirat, akan melahirkan kesungguhan dalam menjalani kehidupan.
Aplikasi: Menjauhi segala yang haram, menjauhi tempet-tempat maksiat, memerangi dorongan nafsu, selalu menyertakan niat jihad, hindari mengkonsumsi yang mubah, menyumbangkan harta untuk amal islami, menyesuaikan perkataan dengan perbuatan, memenuhi janji, sabar, berani menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
8. Munazham fi syu’unihi (teratur dalam semua urusannya)
Seorang kader dakwah harus mampu membangun keteraturan dalam kehidupan pribadi dan keluarganya agar bisa menghadapi persoalan umat yang rumit dan kompleks.
Apalikasi: Memperbaiki penampilan, jadikan shalat sebagai penata waktu, teratur di dalam rumah dan tempat kerjanya, disiplin dalam bekerja, memprogram semua urusan, berpikir secara ilmiah untuk memecahkan persoalan, tepat waktu dan teratur.
9. Haritsun ’ala waqtihi (efisien menjaga waktu)
Untuk menggambarkan betapa pentingnya waktu, ada pepatah mengatakan ”waktu ibarat pedang”. Bila tak mampu dimanfaatkan maka pedang waktu akan menebas leher kita sendiri. Seorang kader harus mampu seefektif mungkin memanfaatkan waktu yang terus bergerak. Tak boleh ada yang terbuang percuma.
Aplikasi: Bangun pagi, menghabiskan waktu untuk belajar, mempersingkat semua urusan (tidak bertele-tele). Mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, tidak tidur setelah fajar.
10. Nafi’un Lighairihi (berguna bagi orang lain)
Rasul menggambarkan kehidupan seorang mukmin itu seperti lebah yang akan memberi manfaat pada lingkungan sekitarnya. Kader dakwah memberi manfaat karena setiap ucapan dan gerakannya akan menjadi teladan bagi sekitarnya.
Aplikasi: Melaksanakan hak orang tua, ikut berpartisipasi dalam kegembiraan, membantu yang membutuhkan, menikah dengan pasangan yang sesuai, komitmen dengan adab Islam di dalam rumah, melaksanakan hak-hak pasangannya (suami-istri), melaksanakan hak-hak anak, memberi hadiah pada tetangga, mendo’akan yang bersin.
Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur'an dan hadits. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing. Wallahu`alam ^_^

Rabu, 20 Maret 2013

YENTI DEKORASI & PELAMINAN (Lampung - Jakarta)

Dekorasi Pelaminan & Pesta TERBAIK (Rekomendasi Untuk Anda)


YENTI DEKORASI
adalah perusahaan jasa yang telah berpengalaman dalam membantu masyarakat khususnya Daerah Lampung & Jakarta untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pesta (Pernikahan, dll), YENTI DEKORASI & PELAMINAN menjadi sahabat terbaik dari berbagai kalangan Keluarga dalam mewujudkan istilah klasik "Menjadi Raja & Ratu Sehari", bahkan puluhan ribu event berskala daerah hingga nasional telah menjadi rutinitas pengusaha yang satu ini, selain itu kami juga telah terlibat mensukseskan beberapa acara/ event-event formal dengan dekorasi variatif yang kami tawarkan atau yang Anda minta serta kebutuhan lainnya, yaitu:
1. Catering
2. Dekorasi Pelaminan (seluruh Provinsi dan Nasional)
3. Dekorasi Acara (PESTA - KONGRES - MUNAS - dll.)
4. Dekorasi Tenda
5. Dekorasi Taman
6. Video dan Shooting
7. Seni Tari dan Musik (Daerah & Modern)
8. Pakaian Pesta dan Pakaian Adat ( anak2 dan dewasa )

kami juga menyediakan

semua kebutuhan pesta anda.


Twitter Owner: @yentidekorasiFacebook: Yenti Dekorasi

=Adress-Lokasi=

Head Office (Kantor Pusat)
JL. P. Diponogoro Gg. Alpukat No 11A . Gotong Royong , TKP . Bandar Lampung
Telp/Mobile: 0721 254795 - 021 86905141 - 081369150430

Branch Office (JAKARTA):
Jl. Lembah Pinang Blok 1-15 No.15 Kav.DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Telp. 021-86905141, HP. 081369150430

Senin, 18 Maret 2013

Tergesa-gesa yang dibolehkan Rasulullah

Dalam kitab Nashoihul ‘Ibad karya Syeikh Nawawi Al-Bantani, dikisahkan ada seorang sahabat yang bernama Hatim. Suatu saat ketika ia sedang melakukan transaksi jual beli dengan si fulan, fulan tersebut kentut namun sahabat Hatim diam saja tanpa memberi respon apa-apa. Anggapan si fulan, Hatim adalah orang tuli, koq ia kentut Hatim diam saja seperti tak mendengar. Seteleh berlalu, si fulan menceritakan kejadian tersebut kepada orang-orang yang berada di pasar. Orang-orang bertanya Hatim yang mana. Fulan menjawab: ”tuh, Hatim yang tuli (al-‘Ashom).” Sambil menunjuk kearah Hatim. Maka orang-orang menganggapnya Hatim al-‘Ashom (Hatim si tuli).  Lantas Hatim berkata: ”Jangan terburu-buru Kawan, mengatakan saya seperti itu. Tadi saya pura-pura tuli. Kalau saya jujur, saya takut membuat malu Anda.” Kemudian Hatim berkata lagi: “kita diajarkan untuk tidak tergesa-gesa (terburu-buru) dalam segala sesuatu kecuali dalam 5 (lima) hal yang disunnahkan Rasulullah SAW. yaitu:

  1. Menyuguhkan tamu. Kita harus segera menyuguhkan hidangan atau minuman ketika ada tamu menghampiri rumah kita. Suguhan ini harus segera malah kalau bisa sebelum tamu tersebut duduk di kursi.

  2. Mengurus mayyit. Jenazah orang mati harus segera diurus, tidak boleh ditunda-tunda lagi karena itu adalah hak mayyit juga untuk segera diurus. Dimandiakan, dikafani, disholati kemudian dikuburkan.

  3. Mengawinkan anak perempuan atau laki-laki bila sudah berumur dan sudah ketemu jodohnya. Sebagai orangtua memiliki kewajiban untuk segera menikahkan anak-anaknya yang sudah berumur dan ketemu jodohnya. Kalau anaknya ingin kawin jangan dicegah tapi kalau anaknya yang tidak mau kawin, suruhlah dengan segera.

  4. Membayar hutang kalau sudah jatuh tempo. Kalau sudah jatuh tempo, hutang kita harus segera dibayarkan. Begitu juga janji, kalau kita sudah janji harus segera kita tunaikan.

  5. Tobat dari setiap dosa yang telah diperbuat. Kita diperintahkan untuk segera bertobat atas dosa yang telah kita perbuat. Ketika kita berdosa, kita jangan santai, diam, slow atau apalah bahasanya sehingga kita lupa memohon ampun. Lama kelamaan, kalau dosa itu sudah menumpuk akan susah dihapus. Do’a kita tertolak karena ada himpitan dosa. Makanya dianjurkan segera bertobat tatkala kita melakukan perbuatan yang berdosa.

Rabu, 06 Maret 2013

Masih Mencari Jodoh yang "Sempurna" ??? (+video)



"Ya, itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya"

Suatu hari Kahlil Gibran bertanya kepada gurunya.
Gibran: Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?


Sang Guru: Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu & jangan pernah kembali kebelakang.


…Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, Gibran kembali dengan tangan hampa…


Lalu guru bertanya: Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?


Gibran: Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya tapi aku tidak memetiknya karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yg lebih indah, namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi!


Sambil tersenyum Sang Guru berkata: Ya, itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan.

Kesempurnaan yang bagaimana yang Anda cari ?

Cari disini

Translate (Penterjemah)

Followers